Sabtu 23 November 2024 07:00 am oleh ronalyw
BONE, BKM–Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) serta Polres Bone telah melakukan penyelidikan atas temuan sebanyak 10.000 paket sembako dikediaman Muh Adil di Lappariaja Bone.
Dalam laporan polisi, Muh Adil mengatakan bahwa paket sembako itu milik Prof. Zakir Sabara, yang dikenal sebagai dosen pada salah satu perguruan tinggi di Makassar.
Prof Zakir Sabara yang dimintai keterangan mengakui bila paket sembako itu memang miliknya, namun akan dibagi untuk sedekah Jumat berkah.
Kini ribuan paket sembako yang ditemukan warga sementara ini tidak bisa di bagikan sebagaimana yang disampaikan Ketua Bawaslu Bone, Alwi.
Menurut Alwi, setelah ia mendatangi langsung rumah yang ditempati menyimpan sembako itu, tidak ditemukan adanya atribut atau bahan kampanye di dalam paket sembako maupun disekitar rumah.
“Tidak ditemukan adanya atribut atau bahan kampanye di dalam paket sembako maupun disekitar rumah. Demikian juga tidak ditemukan adanya hal yang mengarah kepada afiliasi salah satu Paslon, baik gubernur maupun bupati. Dan kami juga sudah bertemu dengan pemiliknya tadi sekitar jam delapan malam, dan kami sampaikan sebaiknya tidak dibagi sebelum hari pencoblosan, dan beliau menerima dan bersedia untuk tidak membagi,”ucap Alwi.
Hal beda diungkapkan seorang ibu warga Kecamatan Lappariaja bahwa dirinya telah menerima paket sembako diarahkan untuk memililh Paslon gubernur dan bupati.
Menurut ibu tersebut, beberapa orang yang dikenal sebagai tim Paslon bupati dan wakil bupati mendatangi kediamannya dan menyerahkan paket kantong plastik hitam berisi sembako minyak goreng, beras, gula, susu kaleng dan lain-lain.
“Iye, saya sudah terima sembakonya, datang jam 1 malam. Tidak ada saya lihat gambar,” ujarnya, Kamis (21/11) malam.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum DPP LSM Latenritatta, Mukhawas Rasyid, menilai video pengakuan ibu tersebut menjadi bukti awal bila ada dugaan kuat pelanggaran pemilu di sana. “Indikasi tindak pidana pelanggaran pemilu memang sangat tercium aromannya. Bayangkan ada puluhan ribu paket sembako dipasok. Ini jumlah yang sangat banyak. Kalau dikatakan itu untuk sedekah Jumat berkah, saya pikir ini lucu dan di luar nalar,” ujar dia, Jumat (22/11).
Pengakuan Prof Zakir bahwa paket sembako itu untuk sedekah, menurutnya sulit dicerna akal sehat. Ini mengingat jumlah yang sangat banyak serta hanya terkonsentrasi di satu kecamatan. “Lagi pula, ini dilakukan saat pencoblosan Pilkada hanya menghitung hari serta rekam jejak kedekatan Prof Zakir dengan salah satu paslon,” imbuh dia.
Dia menambahkan, bila pengakuan ibu tersebut benar, Prof Zakir yang dikenal sebagai seorang guru besar sangat mencoreng nilai-nilai integritas seorang guru besar dimana seorang profesor bukan hanya mengembangkan ilmu pendidikan tapi juga harus menjaga moral di tengah masyarakat. “Kalau benar, ini kejadian yang memalukan sebenarnya. Bagaimana seorang pendidik dan guru besar melacurkan demokrasi untuk kepentingan syahwat politiknya,” kata dia.
Karenanya, untuk menjaga kualitas demokrasi, khususnya di Bone, dia menyarankan agar kasus ini diusut hingga ke akarnya. “Karena kalau dibiarkan kualitas hasil Pilkada di Bone bakal terdegradasi. “Kalau memang Polres Bone tidak melanjutkan kasus ini, Polda Sulsel sebaiknya mengambil alih untuk mencegah gesekan masyarakat dan pendukung paslon di pilkada Bone. Ini rawan mengganggu kamtibmas. Saya akan melaporkan secara resmi ke Polda Sulsel dengan meminta Polda agar melakukan pembuktian terbalik,” kuncinya. (rif)