Dewa Tarkam Ingatkan Pemain Timnas Indonesia Jangan Main Ikut-ikutan: Waktu Lagi Top Jaga Kesehatan

Bola.com, Jakarta - Tak sedikit pemain tim nasional (timnas) atau pemain profesional lainnya yang kerap jadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir karena nekat bermain di tarkam atau tarkan kampung.

Keterlibatan para pemain tersebut di tarkam tak hanya akan berdampak kepada klub, melainkan juga timnas. Soalnya, jika cedera mendera maka yang rugi tak hanya si pemain.

Seydou Diakite, yang dijuluki Raja Tarkam Indonesia, sangat tidak setuju pemain timnas dan pesepakbola rofesional lainnya bermain tarkam.

"Kalau saya ya, kalau saya mulai main di Liga 1, Liga 2, saya enggak main tarkam. Karena itu beda. Kalau masuk Liga 1 atau Liga 2 atau Liga 3, itu namanya profesional. Kamu kerja bersama satu PT. Karena mereka yang bertanggung jawab sama kamu. Kamu harus fokus kepada tim mereka," kata Seydou Diakite via kanal YiuTube Bicara Bola belum lama ini.

"Apalagi kalau kamu sudah masuk timnas. Kamu sudah naik level. Di timnas juga kamu bawa bendera. Kalau timnas percaya kamu, ajak kamu, ngapain turun main ke tarkam?," imbuh pemain asal Mali.

Risiko terbesar dari bermain tarkam adalah cedera. Jika seorang pemain profesional mengalami cedera serius di luar agenda resmi klub, dampaknya tidak hanya merugikan dirinya sendiri.

Klub yang menggaji dan tim nasional yang mempercayakan tempat di skuad juga akan terkena imbasnya. Dalam konteks inilah, sosok Seydou Diakite, yang dikenal luas dengan julukan Raja Tarkam Indonesia, justru tampil dengan pandangan yang berseberangan.

Seydou Diakite dengan tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pemain timnas maupun pesepak bola profesional yang masih aktif bermain di tarkam. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam sebuah perbincangan di kanal YouTube Bicara Bola belum lama ini.

“Kalau saya, kalau sudah mulai main di Liga 1, Liga 2, saya enggak main tarkam. Karena itu beda. Kalau sudah masuk Liga 1, Liga 2, atau Liga 3, itu namanya profesional. Kamu kerja bersama satu PT. Karena mereka yang bertanggung jawab sama kamu. Kamu harus fokus kepada tim mereka,” ujar Diakite.

Pemain asal Mali itu menegaskan bahwa status profesional membawa tanggung jawab besar. Seorang pemain tidak lagi berdiri sendiri, melainkan terikat kontrak dan kewajiban dengan klub yang menggaji serta menjaga kariernya.

Menurut Diakite, tanggung jawab tersebut semakin besar ketika seorang pemain sudah menembus tim nasional. Ia menilai, berada di level timnas berarti membawa nama bangsa dan kepercayaan federasi.

“Apalagi kalau kamu sudah masuk timnas. Kamu sudah naik level. Di timnas juga kamu bawa bendera. Kalau timnas percaya kamu, ajak kamu, ngapain turun main ke tarkam?” tegasnya.

Meski demikian, Diakite tidak menutup pintu sepenuhnya terhadap aktivitas sepak bola di luar kompetisi resmi. Ia masih mentoleransi keikutsertaan pemain timnas maupun profesional dalam fun game atau pertandingan ekshibisi yang bersifat santai dan terkontrol.

“Fun game enggak apa-apa. Misalnya pemain timnas dipanggil ke sebuah acara yang ada main bolanya. Kamu bisa saja datang dan bermain. Itu bukan tarkam,” ujar pemain yang pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada 2017 tersebut.