Analogi Dejan Antonic, Sebut Sepak Bola seperti Kehidupan: Ada yang Kaya dan Miskin

10 hours ago 5

Bola.com, Jakarta - Setelah dua tahun meninggalkan Indonesia, Dejan Antonic kembali beredar di sepak bola Tanah Air. Semen Padang menjadi pelabuhan berikutnya bagi pelatih asal Serbia ini.

Sepulang dari pengembaraannya di kompetisi China, pria berusia 56 tahun ini menilai kemajuan olah si kulit bundar di Indonesia berkembang cukup pesat.

"Penyelenggaraan Super League Indonesia lebih rapih dibanding dua tahun lalu saya masih melatih di sini. Regulasinya makin banyak dan dilakukan secara ketat," kata Dejan Antonic usai memimpin skuad Semen Padang pada laga versus Persik di Kediri.

"Apalagi sudah ada VAR yang membuat pertandingan lebih fair. Meskipun pada momen tertentu masih ada yang jadi perdebatan. Tapi so far banyak bagusnya lah," tambahnya. 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Perbedaan Ketika Masih Aktif sebagai Pemain

Situasi berbeda jika dibandingkan ketika dia masih aktif bermain pada era sebelum awal tahun 2000-an. "Ya, kalau dibandingkan waktu saya masih main tentu bedanya sangat jauh," ungkap Dejan. 

"Contohnya pertandingan tadi melawan Persik. Penonton lebih tertib. Dulu waktu Persik main di kandang penontonnya selalu banyak, tapi saya lihat tadi agak sepi." 

"Saya tak tahu apakah pertandingan bukan weekend atau cuacanya panas membuat orang agak malas datang ke stadion. Tapi saya senang pemain kedua tim punya kualitas baik yang jadi tontonan menarik," ucapnya.

Sepak Bola: Dinamis

Dejan Antonic yang telah merasakan hidup di Indonesia selama 20 tahun sebagai pemain hingga pelatih ini melanjutkan pandangannya.

Menurutnya sepak bola di dunia ini terus berlangsung dinamis. Banyak perubahan aturan permainan dan banyak pula muncul generasi pemain muda berbakat yang muncul di belahan bumi ini.

"Saya masih sebulan di Semen Padang dan jadi belum banyak memimpin di pertandingan. Tapi saya amati banyak pemain muda bagus di Super League. Artinya sepak bola Indonesia juga dinamis," 

"Namun kemajuan sepak bola di sini tak bisa tergantung pada pelatih dan pemain. Semua orang harus terlibat. Ini untuk kemajuan klub, terutama Timnas Indonesia," jelasnya.

Analogi Dejan Antonic: Sebut Sepak Bola seperti Kehidupan

Soal klub-klub Super League, mantan pelatih Persib ini menganggap seperti kehidupan sehari-hari. Ada orang kaya dan miskin. Demikian juga di sepak bola, ada klub kaya dan semenjana.

"Sepak bola seperti hidup ini. Ada klub kaya dan miskin. Oke klub kaya bisa beli banyak pemain bagus. Klub miskin juga belanja pemain sesuai kekuatan finansial mereka," ungkap Dejan Antonic. 

"Ada sebelas pemain asing. Ada yang setuju ada yang tidak setuju. Ada yang lebih senang memberi kesempatan pemain lokal." 

"Semua sudah berjalan dan biarkan berjalan. Nanti pasti ada penilaian pengaruhnya bagus atau tidak untuk sepak bola Indonesia. Apakah aturan ini dilanjutkan atau dihentikan," tuturnya.

Klub-klub BRI Super League Harus seperti Timnas Indonesia

Lebih lanjut Dejan Antonic mengatakan seperti Timnas Indonesia yang bisa bersaing di level Internasional, klub-klub Super League juga dituntut bisa berkompetisi di tataran global.

"Timnas Indonesia punya target berprestasi di Asia hingga Dunia. Klub-klub sekarang juga seperti itu. Ada turnamen antarklub regional ASEAN, Asia, dan Dunia," ujarnya.

Yuk Lihat Peta Persaingan

Read Entire Article
Info Buruh | Perkotaan | | |