Pengamat asal Malaysia Ini Sebut Timur Kapadze Tidak Cocok Jadi Pelatih Timnas Indonesia

7 hours ago 2

Bola.com, Jakarta - Timur Kapadze, masuk bursa kandidat pelatih Timnas Indonesia. Prestasi sosok pelatih berusia 44 tahun itu meloloskan Timnas Uzbekistan ke Piala Dunia 2026 jadi daya tarik kuat.

Deretan rekor lainnya adalah membawa Timnas Uzbekistan U-23 ke Olimpiade Paris 2024 dan juara kompetisi sub-Konfederasi Asia Tengah (CAFA) 2025.

Namun menurut pengamat sepak bola asal Malaysia, Raja Isa Raja Akram Syah, segudang prestasi itu tak menjamin Timur Kapadze juga akan sukses menangani Timnas Indonesia.

"Saya akui Timur Kapadze salah satu pelatih lokal tersukses di Uzbekistan saat ini. Tapi prestasi dia tak jadi jaminan bisa membawa Timnas Indonesia sukses. Karena sepak bola Indonesia unik dan menarik,"  ungkap Timur Kapadze. 

"Rakyat negara ini sangat gila mendukung klub dan Timnas Indonesia. Tapi budaya Indonesia berbeda dengan Uzbekistan. Jadi sulit kalau Timur Kapadze tak paham budaya Indonesia," katanya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Timur Kapadze Bawa Gaya Eropa

Secara geografis Uzbekistan terletak di Asia. Namun, pelatih yang 17 tahun berkarir di Indonesia ini mengatakan budaya dan postur orang Uzbekistan lebih condong ke Eropa.

Termasuk sepak bola mereka yang karakternya lebih kuat ke Benua Biru. "Uzbekistan cenderung ke Eropa. Kalau Timur Kapadze membawa gaya Eropa ke Timnas Indonesia akan susah," kata Kapadze. 

"Meskipun Timnas Indonesia banyak pemain yang merumput di Eropa, sebenarnya pemain Indonesia masih harus dilatih dengan disiplin keras. Saya tak tahu apakah Timur Kapadze punya disiplin kuat," jelasnya.

Pelatih asal Korsel atau Jepang Lebih Cocok untuk Timnas Indonesia

Raja Isa melihat Timnas Indonesia lebih cocok digembleng pelatih dari Korsel atau Jepang yang terkenal dengan disiplin ketat.

"Sebenarnya Shin Tae-yong sudah paham budaya Indonesia untuk diterapkan di sepak bola. Dia hampir sukses membangun karakter pemain dan Timnas Indonesia dengan disiplin serta kerja keras. Seharusnya PSSI mencari pelatih seperti Shin Tae-yong. Jika cari pelatih Eropa lebih cocok berasal dari Jerman," ujarnya.

Mantan jurutaktik PSM dan Persipura itu juga belum yakin apakah PSSI dan stakeholder sepak bola Indonesia mau bersabar menjalani proses panjang.

"Saya khawatir nasib Timur Kapadze seperti Shin Tae-yong. Karena tak memberi gelar juara langsung dipecat. Padahal sepak bola tak sekedar piala, tapi bagaimana Timnas Indonesia masuk tataran Asia dan Dunia dulu," paparnya.

Raja Isa pun menyebut 2018 Timur Kapadze butuh waktu tujuh tahun baru berhasil memberi gelar juara Piala CAFA 2025 kepada Timnas Uzbekistan. "Apakah Indonesia mau sabar menanti proses panjang seperti itu?" tanya Raja Isa. 

Read Entire Article
Info Buruh | Perkotaan | | |