loading...
Kemendikdasmen melalui unggahan Instagramnya merilis panduan 7 Jurus BK Hebat yang dapat digunakan guru BK untuk memperkuat pencegahan perundungan. Foto/SINDOnews.
JAKARTA - Kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta yang diduga dipicu karena pelaku merupakan korban bullying (perundungan) kembali membuka mata publik tentang pentingnya perlindungan menyeluruh bagi peserta didik.
Menanggapi hal ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan bahwa pencegahan perundungan adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa upaya menciptakan sekolah yang aman dan nyaman tidak bisa dilakukan sendirian.
“Seperti pepatah Afrika, It Takes a Village to Raise a Child. Dibutuhkan seluruh desa untuk membesarkan seorang anak. Ini adalah ajakan bagi guru, orang tua, siswa, hingga masyarakat untuk mewujudkan lingkungan belajar yang menggembirakan dan bebas perundungan,” ujarnya, melalui siaran pers, Sabtu (15/11/2025).
Baca juga: Cegah Bullying, Mendikdasmen Siapkan Regulasi yang Humanis dan Partisipatif
Salah satu unsur penting dalam upaya tersebut adalah peran guru Bimbingan dan Konseling (BK). Kemendikdasmen melalui unggahan Instagramnya merilis panduan “7 Jurus BK Hebat” yang dapat digunakan guru BK untuk memperkuat pencegahan perundungan serta membangun kultur sekolah yang saling menghargai dan inklusif. Berikut rangkumannya:
7 Jurus Guru BK untuk Atasi Perundungan
1. Kenali Potensi
Guru BK bersama wali kelas aktif mengenali minat, bakat, dan kondisi emosional tiap murid. Ketika murid merasa dipahami sebagai individu, risiko mereka menjadi pelaku atau korban perundungan dapat menurun. Pemahaman ini juga membantu murid membangun kepercayaan diri melalui kelebihan yang mereka miliki.
2. Kenali Emosi
Murid perlu belajar mengidentifikasi dan mengelola emosi seperti marah, kecewa, atau sedih. Guru BK bersama guru mata pelajaran dan wali kelas dapat melatih kemampuan social emotional learning (SEL) sehingga murid punya ruang aman untuk bercerita. Pengelolaan emosi yang baik berkontribusi besar pada penurunan konflik interpersonal dan perundungan.
Baca juga: Reza Indragiri Ungkap 90% Pelaku Bullying Pernah Jadi Korban Perundungan
3. Tumbuhkan Resiliensi
Resiliensi membuat murid mampu bangkit dari kegagalan maupun pengalaman negatif, termasuk perundungan. Guru BK mendorong pola pikir bertumbuh (growth mindset), bukan hukuman. Murid yang resilien lebih berani melapor, dan murid yang berpotensi menjadi pelaku dapat diarahkan menuju perilaku yang lebih positif.
4. Jaga Konsistensi
Sekolah harus menerapkan kebiasaan positif secara konsisten, seperti empati, kejujuran, dan saling menghargai. Program harian atau mingguan seperti “Minggu Empati” atau “Sesi Berbagi” membantu memperkuat budaya sekolah yang jelas. Ketika kultur positif terbentuk, perundungan tidak lagi dianggap normal.
5. Jalin Koneksi
Koneksi hangat antara guru BK dan murid menumbuhkan rasa aman untuk berbicara. Hubungan yang penuh empati membuat murid merasa didengar tanpa dihakimi. Komunikasi terbuka ini penting agar murid berani melapor dan pelaku pun mendapat ruang pembinaan.
6. Bangun Kolaborasi
Perundungan bukan masalah individu, sehingga membutuhkan kolaborasi sekolah, orang tua, dan komunitas. Guru BK bersama kepala sekolah memfasilitasi kerja bersama dengan guru kelas dan guru mata pelajaran. Pengawasan silang dan program kolaboratif memperkuat sistem pencegahan perundungan.
7. Menata Situasi
Sebelum belajar dengan optimal, murid harus merasa aman dan diterima. Guru BK bersama kepala sekolah memastikan lingkungan sekolah bebas dari perundungan fisik maupun psikis. Lingkungan yang inklusif dan menyenangkan terbukti menurunkan perilaku agresif dan meningkatkan kebahagiaan murid.
(nnz)

































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377618/original/064730800_1760124644-2.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405336/original/061289300_1762440742-572131650_18535400431006712_4651309828750451428_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5144183/original/026949400_1740573054-20250226AA_PSIM_Yogyakarta_vs_Bhayangkara_FC-19.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406850/original/000591700_1762613614-WhatsApp_Image_2025-11-06_at_13.53.00.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/4882153/original/094137300_1719999437-20240703AA_Piala_AFF_U-16_Indonesia_Vs_Vietnam_2-2.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405312/original/059386900_1762438221-574304230_18541908433014746_929382813160626846_n.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/4849435/original/049547300_1717164730-14_WhatsApp_Image_2024-05-31_at_20.55.07.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5315669/original/036979300_1755166331-20250808AA_BRI_Super_League_Persebaya_Surabaya_Vs_PSIM_Yogyakarta__5_of_75_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5404066/original/063133900_1762359630-PERSIJA22.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5391893/original/065908400_1761375642-wendeson_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5390103/original/004877800_1761227059-adam.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403485/original/072797900_1762328490-572646150_18527069410028443_2263908646431501846_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5371309/original/097536600_1759646645-peter.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5307153/original/098770300_1754459746-1000192530.jpg)