Jumat 6 Desember 2024 07:00 am oleh ronalyw
FOTO BERSAMA -- Kepala OJK Provinsi Sulsel dan Sulbar, Darwisman (tengah), didampingi beberapa direktur dan staf OJK foto bersama para wartawan peserta Media Gathering usai memberikan pemaparan di Ballroom Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Minggu (1/12).
PROVINSI Sulawesi Selatan sebenarnya kaya dengan beragam komoditi. Baik itu hasil perikanan, peternakan, dan perkebunan. Namun, potensi ini tidak bisa tergarap secara maksimal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Karena tidak tertangani secara baik. Bahkan, para pihak terkait cenderung bekerja sendiri-sendiri. Misal peternak, petani, dan nelayan jalan sendiri mencari pasar. Pelaku perbankan hanya menyiapkan pembiayaan untuk para peternak, petani, dan nelayan.
Begitu pula pelaku usaha, agak kerepotan untuk menampung hasil produk petani, peternak, dan nelayan tersebut. Karena tidak adanya cukup dana untuk menampung atau membeli hasil dari masyarakat.
”Untuk itulah, saat ini kami sedang mengupayakan terciptanya sebuah ekosistem yang terdiri dari kalangan petani, nelayan, peternak, pelaku usaha, pemerintah, dan lembaga perbankan. Dari berbagai pihak ini dilakukan sebuah kolaborasi. Terutama membangun industri di wilayah-wilayah yang menjadi sentra komoditi. Dengan kehadiran industri tersebut, tidak saja perekonomian masyarakat yang bergerak. Tapi juga taraf hidup akan meningkat,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar), Darwisman, kepada 40 wartawan peserta Media Gathering OJK Sulsel dan Sulbar Tahun 2024 di Jakarta, Minggu (1/12).
Darwisman juga mengungkapkan, OJK Sulsel dan Sulbar bersama stakeholder lainnya terus berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat. Salah satunya dengan memutus mata rantai praktik ijon atau rentenir masyarakat yang bermukim jauh dari perkotaan dan tidak terakses dengan lembaga perbankan.
OJK kini menghadirkan beberapa program yang menyasar kalangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan masyarakat umum lainnya. Seperti program PHINISI (Program Hapus Ikatan Rentenir di Sulawesi).
Sejak mulai digulirkan pada tahun 2022 hingga Triwulan III tahun 2024, program ini telah menyentuh 823.606 debitur dengan nominal Rp26,47 triliun. Dari jumlah tersebut didominasi untuk sektor pertanian yang mencapai 46,08 persen.
Program lainnya adalah Pemberdayaan Pendampingan, dan Pembiayaan UMKM Unggulan Sulawesi Selatan yang berorientasi ekspor (UMKM Baji’na). Program ini telah merangkul 71 peserta pendampingan inkubasi UMKM berorientasi ekspor. Dan 30 UMKM telah melakukan ekspor sampai dengan tahun 2024.
Darwisman mengungkapkan, saat ini program TPAKD telah memberikan High Impact terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu program High Impact adalah Budidaya Pisang Cavendish.
”Perlu diketahui Budidaya Pisang Cavendish di Provinsi Sulawesi Selatan kini sudah menyebar ke 15 kabupaten dan kota di daerah ini. Dari sebelumnya hanya lima kabupaten dan kota. Sebelumnya program budidaya ini pertama kali diperkenalkan Pj gubernur Sulawesi Selatan yang sekarang menjabat Pj gubernur Sulawesi Barat,” ujar Darwisman.
Pada kesempatan tersebut, Kepala OJK Sulsel dan Sulbar, Darwisman, juga mengungkapkan, dukungan yang diberikan OJK lainnya terhadap pengembangan UMKM, yakni pembiayaan serta pembinaan dan pendampingan.
”Dengan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki khususnya di
SulawesiSelatan, sektor jasa keuangan diharapkan dapat mengambil
peran untuk mendukung perekonomian daerah,” pesan Darwisman.
Kegiatan Media Gathering semakin semarak dan berkesan kepada para wartawan dari berbagai media, baik cetak, online, televisi, dan radio dengan dilakukannya kunjungan ke sejumlah tempat yang selama ini tidak pernah dikunjungi wartawan saat mengikuti media gathering dengan institusi lainnya. Yakni kantor OJK yang di dalamnya terdapat ruang Layanan Kontak 157.
Layanan Kontak 157 digawangi sekitar 100 operator millenial yang siap melayani pengaduan masyarakat atau nasabah terkait layanan lembaga keuangan baik melalui website Kontak 157, WhatsApp, email, maupun langsung melalui telepon.
Juga mendalami yang namanya pasar modal dengan mendatangi kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX). Di dua tempat ini, para wartawan peserta Media Gathering OJK Sulsel dan Sulbar Tahun 2024 mendapatkan penjelasan secara mendetail dari para pejabat yang berkompeten dibidangnya masing-masing. (*)