Kamis 12 Desember 2024 17:58 pm oleh rus bkm
MAKASSAR, BKM — Final dan penutupan Ko-Kurikuler Debat Hukum dan Konstitusi Fakultas Hukum (FH) Universitas Hasanuddin (Unhas) Tahun 2024 berlangsung hari Sabtu, 7 Desember 2024, bertempat di Sekolah Pascasarjana Unhas. Event ini menjadi puncak dari serangkaian pelatihan intensif yang dirancang untuk membentuk mahasiswa baru sebagai generasi pendebat hukum yang andal.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Debat Hukum dan Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (LeDHaK FH-UH) ini memberikan pengalaman berharga kepada para peserta. Sebagai bagian dari kurikulum wajib bagi mahasiswa baru, ajang ini tidak hanya mengajarkan mengenai berdebat, tetapi juga pembekalan analisis kritis, logika hukum, dan seni retorika.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Ko-Kurikuler Debat Hukum dan Konstitusi Tahun 2024 Alvian Parangkalipu, menekankan pentingnya kemampuan debat dalam dunia hukum. “Melalui kegiatan ini, saya berharap semangat berpikir kritis dan cinta terhadap hukum konstitusi terus dipupuk,” ujarnya.
Salah satu pesan penting yang disampaikan kepada peserta adalah jangan pernah bosan belajar dan mengasah kemampuan untuk menjadi pendebat yang andal. Salah satu caranya adalah bergabung di rumah paripurna UKM LeDHaK FH-UH. ”Kami tunggu teman-teman mahasiswa baru di pro, kontra, dan sepakat,” seru Alvian.
Ketua Umum Lembaga Debat Hukum dan Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (LeDHaK FH-UH) Nanda Fahrezi Mappakanro juga menyampaikan harapannya. ”Ko-kurikuler telah usai. Selamat telah menyelesaikan 1 SKS di tempat terbaik, tempat yang paling paripurna. Semoga final ini tidak menandai akhir perjalanan, tapi justru sebagai pintu untuk selalu berproses kedepannya. Teruslah belajar, dan LeDHaK FH-UH siap mewadahi setiap proses merangkak, berjalan, berlari, dan mendaki kita semua menuju insan paripurna,” ucapnya dengan semangat.
Diharapkan para mahasiswa baru yang telah mengikuti Ko-Kurikuler Debat Hukum dan Konstitusi Tahun 2024 tidak sekadar menyelesaikan kewajiban akademik mereka, namun terus belajar mengasah kemampuan dalam berdebat dan berargumen dengan logis dan terstruktur. Sehingga diharapkan mampu menjadi insan yuris yang bernalar kritis. (rls)