PHK Terjadi Hampir Tiap Hari

2 weeks ago 24

Kamis 16 Januari 2025 07:00 am oleh

MAKASSAR, BKM — Gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK kini tengah berlangsung di Sulawesi Selatan. Bahkan, dalam kurun waktu di awal tahun 2025 ini, PHK terjadi hampir setiap hari.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulsel Jayadi Nas tak memungkiri hal itu. Ia bilang, pihaknya menerima laporan PHK hampir tiap hari sepanjang tahun 2025. Kendati demikian, Jayadi tak menjelaskan jumlah pasti karyawan yang terpaksa kembali harus menganggur.

“Hampir tiap hari ada pekerja yang di-PHK. Sekitar satu minggu terakhir kami menerima laporan. Sementara kami validasi datanya,” ujarnya di kantor Disnaker, Rabu (15/1).
Ia menjelaskan, penyebab PHK dikarenakan industri padat karya masih terseok di tengah perekonomian yang ada saat ini. Daya beli pun menurun hingga mengancam keberlangsungan usaha.

Selain mengalami penurunan permintaan di pasar ekspor, industri juga menghadapi serbuan produk impor dan pelemahan daya beli. Kondisi ini memaksa pelaku usaha untuk melakukan efisiensi dengan mengurangi karyawan.

“Perusahaan bangkrut, ada juga yang melakukan efisiensi,” jelas Jayadi.

Sejauh ini memang tak ada PHK massal. Namun pada tahun 2024, Disnakertrans mencatat ada 126 pekerja yang terkena PHK. Tertinggi ada di Kota Makassar.
Untuk mengantisipasi lonjakan PHK, pemerintah meminta perusahaan dan pekerja memanfaatkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) guna menemukan solusi terbaik.

“Tentu ada PKB antara perusahaan dengan pekerja. Mungkin ada win-win solution yang bisa dibuat. Itu kan internalnya mereka,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah terus mendorong investasi yang diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru. Apalagi, tahun 2025 ini diprediksi menjadi tahun investasi.

Upaya lain dengan membuka job fair dan program perekrutan bagi pekerja. Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan pekerjaan kembali.

“Tahun 2025 ini merupakan tahun investasi sehingga ujung-ujungnya kan terbuka lapangan kerja. Itu yang kita usulkan sehingga saudara-saudara kita yang terkena PHK mendapatkan lagi ruang untuk mendapatkan lapangan kerja,” terangnya.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Sulsel yang bekerja sebanyak 4,4 juta orang. Angka ini naik sebanyak 161 ribu orang dibanding tahun sebelumnya. Sementara, angka pengangguran mencapai 239 ribu.

Ditempat yang sama, Kabid Hubungan Industrial Disnakertrans Sulsel Raodah, menyebut bahwa ada dua perusahaan melakukan PHK terhadap pekerjanya yang di Sulsel selama 2025 ini.

“Baru dua perusahaan. Itu kan dicatatkan saja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Disampaikan bahwa ada kesepakatan antara pekerja dengan pengusaha (untuk dilakukan PHK),” kata Raodah di kantornya, kemarin.

Raodah mengaku, perusahaan beralasan melakukan PHK karena efisiensi SDM.

“Macam-macam (penyebabnya). Salah satunya efisiensi SDM,” ujarnya.

Lebih jauh, Raodah menegaskan pemecatan pekerja tersebut bukan karena kenaikan UMP Sulsel 2025.

“Saya lihat tidak ada hubungannya, karena perusahaannya menerapkan UMP (2025). Dan kita berharap tidak ada yang di-PHK dengan ditetapkannya UMP dan UMS 2025 ini,” imbuhnya. (jun)






Read Entire Article
Info Buruh | Perkotaan | | |