Andi Utta Panen Padi Salibu di Desa Bontoraja

2 days ago 14

Sabtu 4 Januari 2025 07:00 am oleh

PANEN RAYA -- Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf melakukan panen raya padi metode Salibu di Desa Bontoraja, Kecamatan Gantarang, Kamis (2/1).

BULUKUMBA, BKM — Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf melakukan panen raya padi metode Salibu di Desa Bontoraja, Kecamatan Gantarang, Kamis (2/1). Panen raya ini mengawali hari pertama masuk kerja di awal tahun 2025 dilakukan di areal lahan persawahan milik Ketua Kelompok Tani Tuju Kanang Kanang, H Dado se luas empat hektar.

Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bulukumba, Thaiyeb Maningkasi yang mendampingi Bupati mengemukakan metode Salibu ini adalah upaya Perluasan Area Tanam (PAT) untuk meningkatkan indeks pertanaman di Bulukumba.
Dikatakan Salibu adalah metode pertanaman yang dilakukan untuk memanfaatkan waktu antara dari dua musim tanam sehingga petani bisa panen padi tiga kali dalam setahun. Inti dari Salibu lanjutnya, satu kali tanam dua kali panen. Padi yang dipanen adalah tunas baru yang tumbuh dari pohon padi sebelumnya, sehingga lebih menghemat biaya produksi dan biaya bibit.

”Luas lahan yang dipanen sekitar empat hektar. Kita sudah menghitung per hektarnya rata rata mencapai 4,3 ton atau senilai Rp 25 juta rupiah,” ungkapnya.
Secara umum, metode Salibu baru dicoba sekitar 90 hektar se Kabupaten Bulukumba. Ia mengapresiasi kelompok tani Tuju Kanang Kanang yang telah memanfaatkan waktu sela di antara musim tanam reguler.

”Ini (Salibu) bisa menjadi inspirasi kelompok tani lain untuk memanfaatkan sela musim tanam dengan Padi Salibu,” pintanya.
Kepala Desa Bontoraja, Idrus menyampaikan terima kasih kepada Bupati Bulukumba yang berkenan menghadiri panen padi di desanya. Hasil panen petani di wilayahnya sangat memuaskan berkat arahan dan pembinaan dari Dinas Pertanian

“Kita berharap Padi Salibu ini bisa lebih luas lagi penerapannya karena hasilnya sangat memuaskan sehingga pendapatan petani kita bisa lebih besar,” bebernya.
Sementara itu, Andi Utta mengapresiasi langkah kelompok tani untuk meningkatkan produktivitasnya. Ini menandakan bahwa petani terus belajar dan berusaha untuk memaksimalkan lahan pertanian yang ada. Dia meminta jangan cuma melakukan pekerjaan bertani saja, lalu setelah itu pasrah. Akan tetapi para petani harus terus belajar bagaimana meningkatkan produksinya.

“Kalau di tempat lain orang bisa panen delapan sampai 10 ton perhektarnya, lalu mengapa kita tidak bisa padahal kondisi alamnya sama. Kenapa mereka berhasil, kita jangan pasrah, harus terus belajar dan evaluasi,” imbuhnya.
Andi Utta mengaku terus berupaya dan memotivasi bagaimana daerah ini menuju kemandirian ekonomi yang ditunjang pada potensi pertanian. Program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah pusat, katanya, juga sejalan dengan program pemerintah daerah di masa pemerintahannya. Program ini akan terus dimassifkan pada periode keduanya.

“Infrastruktur irigasi yang dibangun semuanya pracetak sehingga lebih tahan lama dan airnya tidak meresap,” ungkapnya.
Jika tahun 2024 pihaknya melakukan bantuan pembersihan lahan untuk program bibit unggul seluas 10 hektar per desa. Di tahun 2025 ini ditingkatkan menjadi 20 hektar per desa.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Andi Utta juga membuka sesi dialog dengan para petani seputar isu sektor pertanian. (rls)






Read Entire Article
Info Buruh | Perkotaan | | |