Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Masih Dominasi Investasi
Jumat 27 Desember 2024 06:15 am oleh ronalyw
ist Helmy Budiman
MAKASSAR, BKM–Kota Makassar masih menjadi penyumbang terbesar investasi di Sulsel dengan realisasi investasi mencapai angka Rp2,556 triliun, dari keseluruhan di Sulsel periode Januari-September tahun 2024 mencapai Rp9,859 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kota Makassar Helmy Budiman mengatakan, Kota Makassar berkontribusi 25,93 persen terhadap investasi di Sulsel, terbesar dari 23 kabupaten kota lainnya.
Rincian nilai investasi Makassar terdiri dari penanaman modal asing (PMA) Rp428,1 milliar dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp2,12 triliun lebih.
Sektor dengan nilai realisasi investasi tertinggi ialah Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp498 miliar.
Selanjutnya sektor perdagangan dan reparasi mencapai Rp494,2 miliar lebih.
Transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp468,2 miliar, jasa lainnya Rp381,7 miliar, listrik, gas dan air Rp151,8 miliar
Helmy menjelaskan, kondisi investasi tahun ini mengalami penurunan dibanding 2023 lalu.
Pada periode yang sama (Januari-September) angka investasi Makassar menembus Rp4,935 triliun lebih.
Turunnya nilai investasi dipengaruhi oleh faktor makro. Misalnya pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah hingga kejadian global seperti perang Ukraina vs Rusia dan wilayah Timur Tengah.
“Itu semua berpengaruh secara makro, karena orang perhatikan makro ekonominya dulu baru masuk ke mikro. Sayangnya Makassar tidak berada dalam kondisi yang diuntungkan,” ucap Helmy Budiman.
Selain itu, tidak adanya proyek strategis nasional (PSN) dari pemerintah pusat pada tahun ini menjadi salah satu pengaruh besar turunnya capaian realisasi investasi.
Berbeda dengan tahun 2023 lalu, ada pembangunan jalan tol dan Makassar New Port (MNP) dibawah kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Tahun ini ada PSEL tapi pembangunannya belum bisa diukur karena belum berjalan, semoga di 2025 nanti sudah bisa kita hitung. Kalau itu masuk cukup besar nilainya, Rp2 sampai Rp3 triliun,” jelasnya.
Helmy berharap agar perkembangan nilai investasi pada periode Oktober-Desember bisa memberikan kemajuan yang positif.
Nilai investasi tersebut baru bisa dirilis pada Januari atau Februari 2025 mendatang.
‘Mudah-mudahan September ke Desember ini ada perubahan atau ada peningkatan tapi kita baru bisa melihat datanya itu di bulan Januari Atau mungkin di bulan Februari 2025 dan akan dirilis secara nasional,” harapnya. (rhm)