Sabtu 16 November 2024 07:00 am oleh ronalyw
IST MEMAPARKAN--Paslon wali kota dan wakil wali kota Makassar nomor urut tiga Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi memaparkan komitmen mereka untuk mengatasi masalah pencemaran sampah yang masih menjadi tantangan besar di kota pesisir, termasuk Makassar
MAKASSAR, BKM–Pasangan calon (Paslon) wali kota dan wakil wali kota Makassar nomor urut tiga Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) memaparkan komitmen mereka untuk mengatasi masalah pencemaran sampah yang masih menjadi tantangan besar di kota pesisir, termasuk Makassar.
Hal itu disampaikan dalam dalam debat terbuka kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, saat debat yang digelar KPU Rabu lalu.
Dalam debat tersebut, baik Indira maupun Ilham menekankan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan serta peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan.
Indira Yusuf Ismail menjelaskan, salah satu cara efektif untuk mengurangi pencemaran plastik adalah melalui edukasi yang dimulai dari lingkungan rumah tangga.
Menurutnya, masyarakat harus didorong untuk mengurangi penggunaan plastik dan lebih sadar dalam mengelola sampah.
“Itu bagusnya kita mulai dari rumah, bagaimana kita mengurangi penggunaan bahan materi plastik yang bisa dibuang di sembarangan tempat sehingga pengelolaan sampah yang efektif dan produktif terus ditingkatkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan,” ujarnya.
Indira juga menambahkan, konsep 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Recovery) perlu menjadi prioritas dalam penanganan sampah di Makassar seiring dengan terus meningkatnya populasi.
“Dengan populasi yang terus bertambah setiap tahunnya, mengakibatkan jumlah yang sampah semakin besar jadi kita perlu mengedukasi masyarakat supaya menerapkan bagaimana memilah sampah melalui 5R menjadi prioritas dalam penanganannya,” jelasnya.
Sementara itu, Ilham Ari Fauzi menyoroti langkah yang telah diambil pemerintah kota Makassar saat ini dalam menciptakan sistem bank sampah yang kini tersebar di berbagai lorong sebagai bagian dari indikator kinerja RT/RW.
“Sudah ada 638 unit bank sampah di dalam lorong-lorong dan menjadi salah satu indikator insentif kinerja RT RW. Artinya apa, upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Makassar untuk mengurangi penggunaan sampah dan memilah sampah itu sudah ada, tinggal kita teruskan,”katanya.
Ilham juga memaparkan rencana ambisius pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang ditargetkan selesai pada 2027.
Dia optimis fasilitas tersebut akan mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah, dari sekadar limbah menjadi komoditi yang bernilai.
“Perlu semua masyarakat kota Makassar mengubah mindsetnya bahwa sampah bukanlah buangan, sampah bukanlah hal-hal yang tidak bernilai, tapi sampah adalah komoditi, dan ketika PSEL terbangun di tahun 2027 kita semua akan kejar mengejar di mana lagi kita bisa mendapatkan sampah karena di sana akan membutuhkan sampah untuk bisa memproduksi energi listrik,”pungkasnya. (rhm/rif)