Kamis 15 Mei 2025 07:00 am oleh ronalyw
ist STUNTING--Kanwil Kemenag Sulsel menggandeng BKOW Sulsel, UNICEF, dan Jenewa Institute dalam kegiatan Sosialisasi Pesan Kunci Pencegahan Stunting, di Aula Kanwil Kemenag Sulsel, Rabu (14/5).
MAKASSAR, BKM — Kanwil Kemenag Sulsel, menggandeng Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Sulsel, UNICEF, dan Jenewa Institute dalam kegiatan Sosialisasi Pesan Kunci Pencegahan Stunting. Kegiatan yang digelar di Aula Kanwil Kemenag Sulsel, Rabu (14/5), menyasar berbagai unsur lintas sektor.
Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulsel, Aminuddin, yang membuka acara, menegaskan pentingnya peran agama dalam menyukseskan upaya ini.
“Kementerian Agama turut mendukung penuh upaya percepatan penurunan angka stunting melalui peran aktif tokoh agama, penyuluh agama, dan para guru,” terangnya.
Aminuddin menyitir ayat suci Alquran dan pandangan Imam Al-Ghazali sebagai pengingat pentingnya membangun generasi yang kuat, bahkan sebelum anak lahir.
“Artinya, kita harus mulai dari sekarang, dari hal-hal kecil, untuk mencegah berbagai faktor yang dapat melemahkan generasi kita ke depan,” katanya.
Ia menekankan bahwa penanganan stunting tak bisa diserahkan hanya pada satu instansi. Kolaborasi lintas lembaga adalah kunci.
“Hari ini kita tidak hanya menjalankan program pemerintah, tetapi juga perintah agama,” katanya.
Ketua BKOW Sulsel, Apiaty K. Amin Syam, menyebut langkah ini sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap masa depan anak bangsa.
“Kami berharap sosialisasi ini memberikan manfaat nyata dan mendorong aksi nyata dari berbagai elemen masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Nutrition Officer UNICEF, Nike Frans, membeberkan bahwa prevalensi stunting di Sulsel kini berada di angka 23,3 persen. Meski turun, angka itu tetap jadi alarm bersama.
“Stunting bukanlah penyakit, melainkan kondisi kekurangan gizi kronis yang bisa menyebabkan keterlambatan perkembangan otak,” kata Nike Frans.
Ia mengatakan, stunting adalah pekerjaan rumah yang harus ditangani secara gotong royong dan lintas sektor.
Senada, Direktur Jenewa Institute Surahmansah Said menilai pencegahan stunting perlu pendekatan lintas sektor dan perubahan perilaku.
“Mencegah stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tapi menyangkut masa depan generasi bangsa,” tegasnya.
Sosialisasi ini jadi bagian dari komitmen bersama mendorong lahirnya generasi sehat, cerdas, dan tangguh. Kemenag Sulsel menegaskan siap lanjutkan langkah nyata demi Indonesia bebas stunting. (jun)