Pemkot Gandeng Australia Tangani Sampah dan Banjir

1 week ago 24

Kamis 22 Mei 2025 07:00 am oleh

ist DUBES--Dubes Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, bersama Konsul-Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias bertemu Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, Rabu (21/5), di Kantor Wali Kota Makassar.

MAKASSAR, BKM–Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, bersama Konsul-Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias bertemu Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, Rabu (21/5), di Kantor Wali Kota Makassar.

Kunjungan resmi itu sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama strategis Australia-Indonesia, khususnya di kawasan timur.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier saat bertemu wali kota mengungkapkan kedekatannya secara personal dengan kota Makassar.
Ia bernostalgia saat menyelesaikan studi di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, puluhan tahun lalu.
“Saya anggap pulang kampung di Makassar. Lebih dari 30 tahun lalu saya pernah kuliah di Universitas Hasanuddin. Jadi Makassar punya tempat khusus dalam perjalanan saya,” ungkapnya.
Dia membuka peluang agar negaranya terus memperkuat kerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar dalam berbagai sektor.

Dubes Rod Brazier menekankan pentingnya hubungan historis antara Indonesia dan Australia yang telah terjalin selama puluhan tahun.
“Hubungan Indonesia dan Australia punya sejarah panjang. Ini adalah sesuatu yang penting untuk kita jaga dan rawat bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mengatakan, pihaknya akan membuka ruang dialog dan koordinasi lintas sektor.
Menurut Appi, Pemkot Makassar menyambut baik kehadiran dan itikad baik dari pihak Kedutaan Besar Australia tersebut, terutama dalam mendukung program pembangunan kota di berbagai bidang seperti lingkungan, pendidikan, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat.
Pada kesempatan ini, Appi sapaan akrab wali kota menekankan Pemerintah Kota Makassar terus mengakselerasi program prioritas dalam penanganan sampah, banjir, transportasi publik, dan pengembangan potensi kemaritiman.

“Ada tiga hal prioritas kami. Persampahan, banjir, dan transportasi publik. Ini butuh kerjsama Australia, pentingnya pendekatan yang tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga pemberdayaan masyarakat,” kata Appi.
Terkait isu lingkungan, Appi mengungkapkan bahwa Kota Makassar menghasilkan hingga 1.000 ton sampah setiap harinya.
Oleh karena itu, penanganan sampah tidak hanya fokus pada aspek kebersihan, tetapi juga diarahkan pada pemanfaatan ekonomi yang berdampak langsung kepada warga.
“Pemanfaatan sampah harus memberi manfaat bagi masyarakat. Kita tidak mau hanya bicara soal kebersihan, tetapi juga pemberdayaan. Kalau ada peluang kerja sama dengan perusahaan luar negeri, seperti dari Australia, kita akan tindak lanjuti,” tegas Appi.

Ia menuturkan, soal banjir juga menjadi perhatian serius, terutama di wilayah Sungai Tallo dan Jeneberang.
Pemkot Makassar akan lebih memfokuskan penanganan pada Sungai Tallo sebagai salah satu titik rawan banjir.
“Kita sedang mencari solusi konkrit untuk wilayah Sungai Tallo. Penanganan sungai ini menjadi fokus utama dalam mengatasi banjir yang kerap terjadi,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Munafri juga menyinggung program Kemaritiman. Selain isu darat, Pemkot Makassar juga memperkuat program kemaritiman sebagai potensi besar yang belum sepenuhnya tergarap.

Pemanfaatan wilayah pesisir, penguatan ekonomi nelayan, serta integrasi pelabuhan dan logistik menjadi bagian dari strategi jangka panjang Makassar sebagai kota maritim.
“Kemaritiman akan jadi salah satu kekuatan ekonomi kota. Kita akan siapkan program-program yang menyentuh langsung masyarakat pesisir dan memperkuat posisi Makassar di sektor kelautan,” tutupnya. (rhm)






Read Entire Article
Info Buruh | Perkotaan | | |