Kamis 15 Mei 2025 20:28 pm oleh rus bkm
TAKALAR, BKM — Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) mengimplementasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) periode 2024-2025. Pelaksanaannya melalui Bentuk Kegiatan Pembelajaran-Proyek Kemanusiaan (BKP-PK) yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Takalar.
Kegiatan ini mengusung tema Merawat Rasa, Menumbuhkan Asa. Tujuannya untuk mendampingi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam mengenali, menerima, dan mengekspresikan perasaan secara sehat dan konstruktif.
Salah satu program dalam proyek ini yaitu Tabung Emosi, sebuah kegiatan harian yang mendorong para WBP untuk menuliskan emosi yang mereka rasakan ke dalam selembar kertas. Kemudian memasukkannya ke dalam wadah berupa amplop yang telah disediakan oleh tim mahasiswa.
Kegiatan Tabung Emosi dilaksanakan selama sepekan penuh, mulai Senin (5/5) hingga Minggu (11/5) dengan pendampingan rutin setiap hari oleh mahasiswa pelaksana dan bimbingan langsung dari mentor mitra. Upaya ini bertujuan agar memastikan kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan arahan yang telah diberikan pada warga binaan dan tetap sesuai dengan etika dalam bekerja di lingkungan pemasyarakatan.
Kolaborasi yang erat antara mahasiswa BKP-PK Psikologi UNM dan pihak Lapas Kelas IIB Takalar memungkinkan pelaksanaan program berjalan dengan baik. Kehadiran mahasiswa turut memberikan ruang aman bagi WBP untuk menyuarakan emosinya, yang selama ini mungkin terpendam.
Kepala Lapas Kelas IIB Takalar Mansur, menyampaikan apresiasi atas inisiatif dan dedikasi para mahasiswa. “Kami menyambut baik kegiatan ini karena selaras dengan komitmen kami dalam membina WBP. Tidak hanya secara hukum dan disiplin, tetapi juga dari sisi mental dan emosional. Kehadiran mahasiswa memberi warna baru dalam proses pembinaan,” ujarnya, Rabu (14/4).
Salah seorang WBP menyampaikan kesannya terhadap kegiatan ini. “Saya merasa lebih tenang setiap kali menulis isi hati saya. Biasanya saya pendam semua, tapi sekarang rasanya lebih ringan. Saya jadi sadar kalau perasaan juga penting untuk diungkapkan, bukan disimpan terus,” terangnya.
St Maghfira Ramadhana R, mahasiswa pelaksana menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman yang sangat berarti, baik bagi mahasiswa maupun warga binaan. “Ternyata pengungkapan perasaan tidak selalu harus melalui lisan. Namun dengan menuliskannya pun bisa menjadi cara yang efektif untuk melegakan hati,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Sri Nurlinda Sari, yang menyadari pentingnya memberikan ruang aman bagi warga binaan. “Kami belajar bahwa ada banyak emosi dan cerita yang ingin didengar,” imbuhnya.
Bagi Mutiara Tri Ananda Jufri, kegiatan ini membuka kesadaran bahwa proses menulis bisa menjadi alat refleksi diri. “Saya melihat bagaimana proses menulis dapat menjadi ruang refleksi yang menenangkan,” tuturnya.
Sementara Resqy Amalia selaku mentor tim BKP-PK UNM, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk intervensi psikologis yang sederhana namun berdampak. “Melatih WBP untuk mengenali dan menuliskan emosi adalah langkah awal menuju pemulihan dan peningkatan kesejahteraan mental mereka,” terangnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat, khususnya di lingkungan pemasyarakatan. Melalui kegiatan Tabung Emosi, program BKP-PK Psikologi UNM berhasil memberikan ruang aman bagi warga binaan untuk mengenali dan mengekspresikan emosinya secara sehat.
Program ini tidak hanya berdampak positif bagi kesejahteraan psikologis warga binaan, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu psikologi secara nyata dan humanis di lapangan. (rls)