MAKASSAR, BKM — Selama dua periode atau sekitar sembilan tahun Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menakhodai Kota Makassar. Berbagai gebrakan telah dilakukan lelaki berlatar belakang arsitek ini.
Danny telah mengabdi, memimpin, berdedikasi, dan berinovasi untuk menjadikan Makassar lebih maju dan berkelas dunia. Selama hampir satu dekade, ia telah membawa berbagai perubahan signifikan bagi Kota Makassar, baik dalam bidang infrastruktur, ekonomi, maupun pelayanan publik.
Beberapa proyek besar yang menjadi warisan kepemimpinannya. Pembangunan Infrastruktur Strategis, seperti Pusat Kota Baru CPI (Centerpoint of Indonesia), Jalan Tol Layang Petta Rani, yang menjadi tol layang pertama di Indonesia Timur, Jalan Tol Layang Pelabuhan yang memperlancar akses logistik dan perdagangan, Makassar Newport, yang memperkuat posisi kota sebagai pusat perdagangan maritim.
Di era Danny, Pemkot Makassar juga banjir penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional. Tercatat ada 420 penghargaan yang berhasil diraih. Diantaranya Kota Sehat se-Asia Tenggara 2024 (WHO), Kota Terinovatif dalam Innovative Government Award (IGA), Kota Smart di Dunia (peringkat 115 global), Kota Terbahagia (peringkat 234 dunia) dan Predikat Kota Sehat Level 1 WHO 2024.
Dari sektor peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial, Makassar mencatat kemajuan pesat dimana pertumbuhan ekonomi naik hingga 5,3 persen. Pendapatan asli daerah (PAD) mencapai Rp1,6 triliun. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat menjadi 83,90, tingkat kemiskinan turun menjadi 4,97 persen, dan inflasi terjaga di bawah 2 persen.
Di sektor pelayanan publik, Makassar berhasil mendapatkan penghargaan sebagai kota dengan Pelayanan Publik Terbaik pada 2017 dan 2018. Berbagai inovasi juga diperkenalkan, seperti program Lorong Wisata, yang menjadikan lorong-lorong kota lebih produktif, bersih, dan berdaya ekonomi.
Lelaki yang terkenal sombere’ ini juga selalu menjalin hubungan baik dengan semua golongan masyarakat. Semua dirangkul dengan baik. Mulai dari warga di tingkat RT/RW, komunitas/organisasi kemasyarakatan, pemuka agama, akademisi, pemuda, aktivis, serta seluruh lapisan masyarakat, termasuk media.
Danny menjadi salah satu narasumber favorit yang sangat paham kerja-kerja media. Ia sangat mudah ditemui, dihubungi, dan diwawancarai, dalam kondisi apapun.
Bahkan ketika dia sementara rapat atau menghadiri sebuah kegiatan, dirinya tak segan-segan melayani wawancara teman-teman jurnalis. Kalaupun pada momen tersebut dia tak sempat untuk membalas telepon karena kesibukan, di momen selanjutnya, dia akan menelpon balik.
Danny juga sangat paham soal keterbukaan informasi. Jika ada informasi yang tidak bersifat rahasia negara/pemerintah, memang layak untuk disampaikan, dia akan membeberkannya ke teman-teman media.
Hubungan Danny dengan perusahaan media juga terjalin dengan baik. Dia paham benar, tanpa media, kehadiran dan kerja-kerjanya sebagai orang nomor satu di Makassar tidak akan sampai ke masyarakat.
Karena itulah, dia sangat menjaga kolaborasi dengan media. Termasuk dengan Harian Berita Kota Makassar. Dia membuka kran dan ruang kerjasama seluas-luasnya antara media dengan Pemkot Makassar tanpa melakukan intervensi. Danny menyerahkan sepenuhnya kepada dapur redaksi untuk menyajikan informasi sesuai dengan konsep yang telah dirancang.
Selama satu dekade menjabat sebagai wali kota, tak terhitung kerja sama yang telah dilaksanakan dengan Harian Berita Kota Makassar. Ada Mabasa (Makassar Bebas Sampah), Mabello (Makassar Benahi Lorong), Majurong (Majukan Lorong), Maccarong, Maroasi, Maccaja, Majuma, Maccako, Adama 112, hingga Japparong. Ada pula Ammaloki ri Longwis, program yang sejalan dengan Lorong Wisata.
Program kolaborasi antara Pemkot Makassar dan BKM ini bertujuan untuk melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif. Termasuk dengan aparatur pemerintah kecamatan, kelurahan hingga RT/RW yang menjadi garda terdepan.
Di pengujung masa jabatan, izinkan kami mengucapkan terima kasih Pak Danny untuk kebersamaan selama dua periode. (rhm)