Rabu 7 Mei 2025 07:00 am oleh ronalyw
int Reski Nur
MAKASSAR, BKM– Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar menegaskan pentingnya membangun kolaborasi yang konstruktif antara pemerintah, serikat buruh, dan pengusaha dalam menyelesaikan persoalan-persoalan ketenagakerjaan yang terjadi di lapangan.
Sekretaris Komisi D DPRD Makassar, Reski Nur, menyampaikan bahwa salah satu akar permasalahan yang sering muncul dalam dunia ketenagakerjaan adalah minimnya komunikasi antara buruh dan pengusaha. Menurutnya, hal tersebut menyebabkan banyak aspirasi yang tidak tersalurkan secara tepat.
”Kami melihat komunikasi yang baik adalah kunci utama. Banyak persoalan muncul karena tidak adanya ruang dialog yang konsisten antara pihak pekerja dan pengusaha. Padahal, dialog itu penting untuk mencegah konflik,” ungkapnya, Selasa (6/5).
Untuk itu, legislator Fraksi PKS DPRD Makassar mendorong Pemerintah Kota agar secara rutin memfasilitasi pertemuan tripartit melibatkan buruh, pengusaha, dan pemerintah setiap bulan. Forum tersebut dinilai menjadi ruang strategis dalam menyampaikan aspirasi, mencarikan solusi, dan mencegah potensi konflik industrial.
”Saya sudah menyampaikan kepada rekan-rekan buruh untuk memanfaatkan forum tersebut. Kita duduk bersama, membahas persoalan secara terbuka dan terukur. Kalau ini berjalan konsisten, banyak masalah bisa diselesaikan lebih cepat,” ujarnya.
Anggota Komisi D DPRD Makassar lainnya, Meinsani Kecca, turut memberikan perhatian serius terhadap perlindungan hak-hak buruh. Ia menekankan bahwa DPRD tidak hanya akan memantau, tetapi juga siap mengambil langkah legislasi dan pengawasan jika terdapat pelanggaran terhadap hak pekerja.
”Komitmen kami di Komisi D adalah memastikan bahwa setiap pekerja di Makassar mendapatkan haknya secara adil. Termasuk dalam hal upah layak, perlindungan jaminan sosial, dan kondisi kerja yang manusiawi. Pemerintah dan pengusaha harus terbuka terhadap masukan serikat pekerja,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa hubungan industrial yang harmonis adalah fondasi utama dalam menjaga stabilitas ketenagakerjaan di kota ini. Oleh karena itu, ia mendorong semua pihak untuk menjadikan dialog sebagai budaya dalam menyelesaikan konflik.(ita)