MAKASSAR, BKM — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan, Senin (6/1) secara serentak di seluruh Indonesia. Namun, program yang diinisiasi langsung Presiden RI Prabowo Subianto ini masih dilaksanakan secara bertahap.
Di Makassar, program MBG baru menyasar 10 sekolah di tiga kecamatan, yakni Mamajang, Panakkukang, dan Manggala. Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto meninjau langsung kick off program MBG di SMPN 1 Makassar, Jalan Baji Areng, Kecamatan Mamajang, Senin (6/1).
Di sekolah tersebut, sebanyak 1.417 peserta didik sudah bisa menikmati MBG ini. Dalam peninjauannya, Danny melakukan pengecekan menu, tempat makanan, hingga bertanya ke peserta didik seberapa besar antusiasme mereka menikmati makan bergizi gratis.
Menu untuk peserta didik di SMPN 1 di hari pertama program ini diterapkan adalah nasi putih, satu potong ayam goreng tepung wijen, sayur sup, satu tahu goreng dengan potongan cukup besar, ditambah buah pisang. Makanan tersebut dikemas cukup higienis dalam tempat makan plastik.
Salah seorang peserta didik, Muh Irsyah dari kelas IX-8 terlihat sangat menikmati makanannya. “Alhamdulillah, makanannya enak. Tapi kalau bisa menunya bervariasi supaya kita tidak bosan,” ungkap Irsyah.
Irsyah mengaku, dengan adanya MBG ini ia bisa menghemat uang jajan yang diberikan orang tua setiap hari. Uang jajannya bisa ditabung atau dibelikan keperluan lain.
Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengatakan program ini sangat luar biasa. Bisa membangun peradaban baru, karena bisa melahirkan anak yang kuat dan sehat. “Kekuatan itu ada pada gizi anak-anak. Itu adalah yang tidak pernah disentuh selama ini,” ucapnya.
Setelah melihat pelaksanaan program perdana ini, menurut Danny, ada beberapa catatan yang harus diperhatikan. Diantaranya, selalu mengimbau peserta didik untuk membudayakan cuci tangan sebelum makan. Selanjutnya, soal wadah minum, sebaiknya tiap peserta didik membawa tumbler masing-masing.
Dia berjanji Pemkot Makassar akan membantu para peserta didik untuk pengadaan tumbler ini. “Saya kira pemerintah kota Insyaallah, apakah lewat CSR atau lainnya, saya lihat pendanaannya. Saya kira pemerintah kota harus membantu tumbler yang tidak tidak merusak lingkungan, ya kira-kira begitu,” ungkapnya.
Selain itu, MBG bukan hanya membangun sebuah kebiasaan baru yang luar biasa, namun juga membangun sebuah kehidupan sosial di kelas. “Misalnya saling menghormati dengan membagi makanan ke belakang. Kemudian bagaimana pengelolaan sampah. Itu semua menjadi sebuah tradisi baru untuk memperkuat bangsa ini,” sebutnya.
Terkait pengelolaan sampah, Danny menyampaikan agar sampah plastiknya ataupun sampah makanannya langsung dikelola di bank sampah sekolah, karena program itu sudah ada di sekolah. Ke depannya, Danny juga berharap Pemkot Makassar mengadakan pemeriksaan kesehatan.
“Misalnya ada yang alergi, ada yang sensitif makanan supaya Insyaallah perlakuan-perlakuan khusus ini dilaporkan ke Badan Gizi Nasional,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat, Danny akan menggelar rapat untuk memperoleh input terkait pelaksanaan MBG ini.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar M Guntur menyampaikan menu-menu yang disiapkan untuk peserta didik diatur langsung oleh yayasan yang bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Walaupun satu porsi nilainya Rp10 ribu, namun dipastikan sudah memenuhi standar gizi yang diharapkan.
“Informasi yang kami dapat Insyaallah memenuhi standar karena ada memang hitungannya di situ, mulai dari kalorinya berapa, karbonya berapa, dan protein berapa,” ucap M Guntur.
Untuk tahap pertama ini, menyasar 10 ribuan peserta didik di tiga kecamatan mulai jenjang TK, SD, dan SMP. Makanan yang disantap para peserta didik diolah dari tujuh dapur yang dikoordinir oleh Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Makassar Suaib Ramli mengatakan, menu yang ada dalam paket makan bergizi tersebut telah diatur. Sekolah hanya akan melakukan evaluasi terhadap menu yang disukai oleh peserta didik. Itu dilihat dari sisa-sisa makanan yang telah disantap para siswa. Sisa makanan tersebut akan menjadi pertimbangan untuk menghidangkan makanan di hari selanjutnya.
“Kami mengevaluasi setiap hari karena nanti kami disuruh mengumpulkan sisa-sisa makanan yang ada di tempat makan mereka (siswa), dan itu menjadi evaluasi, mana yang paling banyak sisanya akan jadi pertimbangan untuk menu selanjutnya,” katanya.
“Kami juga diminta tanyakan alerginya, makanan apa yang tidak cocok dengan penyakit anak-anak, maka perlu kami punya data soal itu,” tutupnya.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mamajang Abdillah, saat peluncuran program MBG di SMPN 1 Makassar mengatakan pihaknya tidak mengambil bahan baku dari luar daerah.
“Dari pengusaha-pengusaha lokal. Petani-petani lokal. Peternak-peternak lokal, pasar-pasar lokal. Kami tidak ambil dari luar daerah. Kami dari dalam daerah saja,” ujarnya.
Menurut Abdillah, program ini bukan hanya untuk meningkatkan gizi siswa, tetapi juga menjadi penggerak roda ekonomi bagi masyarakat setempat. Dengan memprioritaskan hasil produksi lokal, program MBG memberikan peluang bagi petani dan peternak kecil untuk mendapatkan pendapatan tambahan.
“Sejauh ini belum ada kendala yang terlalu signifikan. Kami harap dapat memperbaiki ekonomi,” kata Abdillah.
Selain bahan baku lokal, pengolahan makanan juga melibatkan warga setempat. Hal ini disampaikan Geralz Geerhan selaku mitra BGN yang juga anggota Yayasan Kebangsaan Indonesia Raya. Dia menyebutkan sebanyak 47 tenaga kerja direkrut dari berbagai komunitas, termasuk remaja masjid dan dua orang dari kelompok disabilitas. Tenaga kerjanya direkrut dari warga sekitar, sedangkan tenaga dari kelompok disabilitas direkrut dari asosiasi disabilitas di Makassar.
“Ada asosiasi disabilitas di Makassar kita minta personelnya yang bersedia untuk bekerja di dapur BGN. Kami memang sengaja rekrut karena saya sendiri pernah disumpah Pak Prabowo untuk melindungi mereka yang lemah dan tertindas. Jadi ini adalah perwujudan dari sumpah itu,” kata Geralz.
Dia menegaskan bahwa dapur untuk program MBG telah beroperasi dan siap sejak beberapa hari lalu. Kemarin, sebanyak 700 porsi makanan telah didistribusikan ke dua sekolah di Kecamatan Panakkukang, dengan menu yang mencakup susu, ayam suwir, tempe, dan sayuran.
“Untuk tahap satu ini masih 700 dulu, karena hari pertama dapurnya buka. Kemungkinan nanti akan meningkat sesuai petunjuk BGN. Sekolahnya ada dua (distribusi) di wilayah Panakkukang, SD dan TK Wihdatul Ummah dan Tamamaung 4,” kata Geralz. (rhm)