Rabu 18 Desember 2024 07:00 am oleh ronalyw
PENETAPAN -- Disnakbun Kabupaten Pinrang menggelar rapat penetapan RAD-KSB di Kantor Bappelitbangda Kabupaten Pinrang, Senin (16/12)
PINRANG, BKM — Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Pinrang menggelar rapat penetapan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) di Kantor Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Pinrang, Senin (16/12). Rapat dalam upaya menerapkan tata kelolah perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan petani.
Kadis Nakbun, drh Hj Elvi Martina mengatakan eapat dihadiri Sekkab Pinrang dan beberapa pejabat terkait dan tim penyusun RAD-KSB. Dia menjelaskan bahwa salah satu indikator keberhasilan kita meningkatnya produksi dan nilai tambah hasil perkebunan.
Sementara Kepala Bappelitbangda, Andi Faharuddin mengungkap, penetapan RAD-KSB akan disinkronkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Ditetapkannya RAD-KSB Tahun 2024 ini menuju penerbitan Perbup yang nantinya disinkronkan dengan (RPJMD) Bupati Terpilih Tahun 2025,”ujar Anfar.
Disisih lain Haeriyah, Kepala Bidang Agribisnis dan Penyuluhan Perkebunan (Agriluh) Disnakbun mengatakan untuk mendukung Tata kelolah perkebunan sawit berkelanjutan perlu diterbitkan perbup RAD-KSB yang nantinya disesuaikan dengan program selanjutnya.
“Seiring hasil pertemuan dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) via zoom baru-baru ini bahwa untuk mendukung tata kelolah perkebunan sawit berkelanjutan perlu diterbitkan perbup tentang RAD-KSB Tahun 2024. Disesuaikan dengan program strategi aksi nasional (Sanas) kelapa sawit berkelanjutan tahun 2025, jadi ada masa peralihan program”, terang Haeriyah.
Untuk diketahui sebelum ditetapkannya RAD-KSB ini telah dilaksanakan uji publik di tempat yang sama. Pada kesempatan ini salah seorang petani sawit, H Herman mengungkapkan tanaman sawit bukanlah tanaman yang manja mudah memeliharanya harga makin meningkat dan mendukung adanya regulasi dari pemerintah untuk kepentingan petani sawit.
“Berdasarkan pengalaman saya, tanaman kelapa sawit bukanlah tanaman yang manja tidak susah memeliharanya tidak terlalu membutuhkan pemangkasan seperti kakao, apalagi harganya mengalami peningkatan tiap saat, baru-baru ini panen dan hasil yang saya perolah sekitar Rp 40 juta. Sebagai petani saya mendukung regulasi yang ditetapkan karena tentunya sematamata untuk kepentingan kesejahteraan petani”, tutup Herman. (ali)