MAKASSAR, BKM — Tangis haru pecah di Balai Sidang Muktamar Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Kamis, 26 Desember 2024. Semua bermula dari kisah pilu yang dituturkan Nur Rahma, seorang mahasiswi baru (maba) penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).
Nur Rahma merupakan maba Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia diundang ke atas podium untuk berbagi kisah perjuangannya agar bisa menempuh pendidikan tinggi, meski dirinya berasal dari keluarga kurang mampu.
Rahma lahir pada sebuah desa kecil di Kabupaten Bantaeng. Perjalanan hidupnya menjadi potret nyata perjuangan dalam keterbatasan.
Dibesarkan dari keluarga petani dengan kondisi ekonomi serba sulit, Nur Rahma harus membantu ibunya yang menjadi tulang punggung keluarga. Ayahnya telah divonis diabetes dan komplikasi ginjal hingga tak bisa bekerja.
Cewek berhijab ini pun harus banting tulang dengan ikut memanen padi, jagung, bahkan hingga bekerja sebagai buruh bangunan untuk membantu menopang kehidupan keluarga.
Namun, di tengah keterbatasan itu, mimpi besar melanjutkan pendidikan tinggi tak pernah padam. “Bapak selalu bermimpi agar saya bisa kuliah,” ungkap Rahma.
Demi mewujudkan harapan tersebut, ayahnya rela tidak berobat agar uang yang terkumpul bisa digunakan sebagai biaya pendaftaran kuliah sang anak. Bahkan ibunya yang juga seorang buruh tani rela meminjam uang lalu kemudian dicicil nantinya, demi Rahma melanjutkan pendidikan.
Rahma pun kemudian mendaftar di Unismuh Makassar, dan selanjutnya mengajukan diri sebagai penerima keasiswa KIP Kuliah. Setelah melalui tahap verifikasi, ia pun dinyatakan lulus sebagai penerima beasiswa tersebut.
Keberhasilannya mendapatkan KIP Kuliah membawa secercah harapan bagi keluarga. Namun, kabar baik itu juga diiringi kesedihan.
”Karena ini kabar baik bagi keluarga, saya tidak ingin menyampaikannya lewat handphone. Saya mau menyampaikan langsung kapada ibu dan bapak di kampung. Kebetulan pas pengumuman kelulusan mendapat beasiswa itu saya diminta untuk segera pulang ke kampung,” tuturnya.
Saat pulang untuk menyampaikan kabar bahagia itu, Tuhan berkehendak lain. Ia mendapati rumahnya yang tampak ramai. Rasa was-was pun muncul. Begitu masuk ke dalam rumah Rahma mendapati ayahnya sudah tiada. Sang kepala keluarga telah berpulang untuk selama-lamanya.
Meski berat, ia bertekad melanjutkan pendidikan demi memenuhi harapan sang ayah. Rahma berjanji untuk bisa memutus rantai kemiskinan di tengah keluarganya, tentunya dengan kuliah dan berprestasi, sebagaimana yang diharapkan dari program beasiswa KIP Kuliah.
Unismuh Terima 1.325 Kuota KIP Kuliah
Nur Rahma menjadi satu dari 1.325 maba Unismuh Makassar yang menerima Beasiswa KIP Kuliah. Ketua Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Unismuh Dr Nenny pun tak bisa menyembunyikan rasa harunya mendengar kisah Rahma.
Ketika naik ke atas podium untuk menyampaikan laporannya, suaranya bergetar. Disusul kemudian keharuan yang tak terbendung. ”Mohon maaf, saya terbawa suasana yang disampaikan mahasiswa tadi,” ujarnya. Seorang perempuan lalu berjalan ke arah podium untuk menyerahkan tisu kepada Dr Nenny.
Disebutkan Dr Nenny, penerima beasiswa KIP Kuliah di Unismuh Makassar mencatat peningkatan signifikan setiap tahunnya. Ia lalu menyebutkan perkembangan itu di rentang waktu tahun 2021-2024.
”Pada tahun 2021, penerima beasiswa tercatat sebanyak 306 mahasiswa. Jumlah ini meningkat menjadi 357 mahasiswa pada tahun 2022. Pada tahun 2023, jumlah penerima melonjak drastis menjadi 1.087 mahasiswa. Dan pada tahun 2024 mencapai angka tertinggi sebanyak 1.325 mahasiswa,” ungkap Nenny.
Dari jumlah penerima beasiswa KIP tahun ini, 1.302 orang merupakan penerima KIP skema satu, dan 23 orang lainnya penerima beasiswa KIP skema dua. Skema satu mencakup biaya kuliah dan biaya hidup yang besarannya Rp 6,6 juta per semester. Sedangkan skema dua hanya mencakup biaya kuliah.
Pada tahun ini, lanjut Dr Nenny, total 1.325 penerima beasiswa berasal dari tiga sumber utama. Sebanyak 140 mahasiswa berasal dari kuota yang diberikan oleh LLDikti Wilayah IX, 98 mahasiswa mendapatkan kuota aspirasi dari DPR RI, dan mayoritas penerima, yakni 1.087 mahasiswa berasal dari kuota yang diusulkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Penerima beasiswa tersebar di berbagai fakultas di Universitas Muhammadiyah Makassar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menjadi penerima terbanyak dengan jumlah 311 mahasiswa. Fakultas Agama Islam 270 mahasiswa, kemudian Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan 269 mahasiswa.
Fakultas Teknik 214 mahasiswa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 101 mahasiswa. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 95 mahasiswa, dan Fakultas Pertanian, 54 mahasiswa. Fakultas Hukum melengkapi daftar dengan 11 penerima beasiswa KIP Kuliah.
Penyerahan buku rekening bagi penerima beasiswa dilakukan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sultan Batara Dr Andi Lukman. Sekaligus dirangkaikan dengan penyerahan SK pembukaan Program Studi Magister Akuntansi.
Dalam sambutannya, Andi Lukman mengapresiasi kesigapan Unismuh dalam memfasilitasi ribuan mahasiswa penerima beasiswa. “Unismuh adalah penerima KIP Kuliah terbesar di wilayah Sultanbatara, berkat data yang rapi dan terorganisasi,” ujarnya.
Andi Lukman juga mengingatkan agar beasiswa yang diterima benar-benar dipergunakan untuk mendukung proses perkuliahan.
1.601 Kuota BUMM
Rektor Unismuh Makassar Dr Abd Rakhim Nanda, menekankan pentingnya bersyukur atas nikmat ini dan memanfaatkan kesempatan untuk membangun masa depan bangsa.
“La in syakartum laazidannakum, jika kalian bersyukur maka akan Allah Swt tambahkan nikmat-Nya,” ungkap Rakhim, menyitir Surat Ibrahim ayat 7.
Selain 1.325 mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah, lanjut Rakhim Nanda, Unismuh sendiri juga menyiapkan 1.601 kuota BUMM (Beasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar), yang terdiri dari Beasiswa Hafidz Quran, Beasiswa Prestasi dan Beasisw Bibit Unggul Persyarikatan.
“Beasiswa BUMM berlaku untuk semua prodi, termasuk untuk Prodi Kedokteran. Bagi penghafal 30 juz mutqin, kami berikan beasiswa 100 persen,” ungkap nakhoda Unismuh Makassar ini.
Rakhim Nanda menyebut, dari 3.384 mahasiswa Unismuh angkatan 2024, sebanyak 2.926 telah memperoleh beasiswa, atau sebesar 86 persen.
“Masih ada 458 mahasiswa baru yang belum dapat beasiswa. Kebetulan di sini ada beberaba bank mitra. Semoga dapat menyalurkan CSR dalam bentuk beasiswa, agar 100 persen mahasiswa baru bisa tercover beasiswa,” ungkap Rektor disambut tepuk tangan hadirin.
Ia berharap kabar baik ini disebarkan oleh mahasiswa penerima KIP Kuliah, agar lebih banyak lagi masyarakat yang bisa merasakan manfaat bergabung dengan Unismuh Makassar.
Rakhim mengutip Surat Ad Dhuha Ayat 11, Wa amma bini’mati rabbika fa haddis. Artinya, ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan (kabarkan).”
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Prof Gagaring Pagalung, dalam sambutannya mengungkapkan langkah pemerintah dengan program KIP Kuliah sangat tepat.
Negara yang berinvestasi pada pengembangan SDM, kata Gagaring, bakal menjadi negara maju. Ia mencontohkan, salah satu negara kecil di Afrika memiliki pendapatan perkapita terbesar di benua itu, karena berinvestasi dengan memberi beasiswa kepada rakyatnya.
Pesan lainnya disampaikan Wakil Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Dr Agus Syamsuddin. Ia mengingatkan penerima beasiswa akan tanggung jawab mereka. “Dana ini berasal dari pajak rakyat. Masyarakat menanti kontribusi kalian untuk membangun bangsa,” ujarnya.
Selain itu, ia mendorong mahasiswa untuk terus mengembangkan potensi diri dengan mengikuti pelatihan soft skill dan hard skill, agar mampu bersaing di tingkat global.
Penyerahan buku rekening KIP Kuliah dirangkaikan dengan penyerahan SK izin pembukaan Prodi S2 Akuntansi, serta penandatanganan kerja sama antara Unismuh dan PMI Sulawesi Selatan. Kegiatan ini juga diisi dengan donor darah yang diadakan di lokasi acara. (*/rus)