Elevasi Meningkat, Dua Pintu Waduk Bilibili Dibuka

1 month ago 42

GOWA, BKM — Hujan yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Gowa dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan debit air yang masuk ke waduk Bilibili terus meningkat. Pada
Selasa (11/2) tercatat, elevasi air genangan waduk mencapai 99,77 meter di atas permukaan laut (mdpl). Volume air mencapai 263.619 juta meter kubik. Angka itu melewati batas elevasi normal, yakni 99.50 mdpl.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Suryadarma Hasyim, Selasa (11/2) pukul 15.27 Wita, menyebut bahwa ada empat tingkatan elevasi dalam penghitungan volume air di waduk Bilibili. Untuk elevasi normal berada pada 99,50 mdpl, elevasi waspada pada 101,70 mdpl, elevasi siaga 102,60 mdpl dan elevasi awas 103,30 mdpl.

“Sesuai SOP (standar operasional prosedur) dan untuk mempertahankan volume air tetap pada elevasi normal, maka pihak balai mengurangi volume air di waduk dengan membuka pintu pelimpah (spillway) dengan total outflow bendungan sebesar 475,22 meter kubik per detik. Debit air dari sungai Jenelata juga mengalami peningkatan yang besar, sehingga debit yang tercatat di bendung Kampili (gabungan outflow waduk Bilibili dan sungai Jenelata) sebesar kurang lebih 1000 meter kubik per detik. Karena itu kami menyampaikan kepada masyarakat sekitar DAS untuk tidak melakukan kegiatan apapun di sekitar DAS, baik itu penyeberangan sungai, menambang atau menjala ikan di hilir bendungan atau hilir sungai selama pintu spillway dibuka,” jelas Suryadarma.

Diakui bahwa informasi pembukaan pintu spillway ini telah disampaikan melalui surat pengumuman kondisi waduk Bilibili kepada gubernur Sulsel, wali kota Makassar, bupati Gowa dan kepala BPBD Sulsel .

Agar nasyarakat paham dengan situasi dan kondisi pengaturan air waduk, Suryadarma pun menjelaskan bahwa waduk Bilibili pada pukul 13.45 Wita, elevasinya sudah mencapai 99,97 mdpl. Kendati elevasi ini masih dalam kategori normal, namun sudah ke arah elevasi waspada, yakni menuju atau mendekati 101,70 mdpl.

“Dalam kondisi seperti ini, kami harus membuka pintu pelimpah atau spillway. Dua pintu kita buka dan semua full. Kami lakukan itu karena kita utamakan infrastruktur bendungan. Yang kami khawatirkan kalau hujan terus masih berlangsung di hulu itu dengan intensitas tinggi akan tambah naik, dan akan membahayakan infrastruktur bendungan. Semoga tidak yaa. Kita semua berdoa agar hujan reda dan berhenti. Dengan demikian, pasokan air dari hulu yang masuk ke waduk juga bisa berkurang. Semoga,” imbuh Suryadarma.
Ia melanjutkan, bila elevasi sudah di atas 100,26 atau menuju 102,60 mdpl, itu sudah masuk kondisi siaga.

“Saat ini kita terus memantau dan menginfokan ke masyarakat, terutama di bagian hilir sungai supaya tidak melakukan aktivitas yang mendekati sungai sebab sangat berbahaya. Kondisi air sungai sedang naik atau pasang. Kita upayakan elevasi tidak sampai ke elevasi siaga. Kalau siaga elevasinya 102,60 mdpl. Kalau masuk elevasi siaga maka kita pasti melakukan evakuasi, karena itu termasuk juga tugas dari waduk Bilibili. Tapi semoga tidaklah. Kita pantau terus ini. Update terbaru, kiriman air dari hulu, terutama daerah Malino sudah berkurang, ” tambahnya.

Ditanya pembukaan full dua pintu spillway waduk itu pada hitungan meter berapa, dijawab Suryadarma, dilakukan dengan ketinggian 7 meter (batas maksimum).

“Untuk kondisi waspada saat ini, Insyaallah tidak masalah. Soalnya debit air sekarang masih rendah di elevasi 100. Artinya, jika elevasi mercu pelimpahnya di 99,50. Masih setengah meter ketinggian di atas mercu pelimpah itu. Kalau makin naik otomatis debitnya makin besar kan. Status sekarang masih waspada dengan elevasi air perhari ini 100,14 mdpl itu masih di bawah siaga. Curah hujan juga sudah mulai menurun, tapi itu butuh waktu 4-5 jam. Karena air kiriman dari hulu pelan-pelan turun juga,” kata Suryadarma.

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gowa Wahyudin yang dikonfirmasi Selasa sore, mengatakan Pemkab Gowa telah menerima edaran dari Kepala BBWSPJ terkait pembukaan spillway waduk Bilibili.

“Kami mengimbau masyarakat yang bermukim dekat DAS agar tidak beraktivitas di sekitaran DAS Jeneberang untuk mencegah dan menghindari risiko terseret arus sungai dan luapan air sungai. Sebaiknya hindari dulu untuk mencegah hal-hal yang kita tidak inginkan, ” kata Wahyudin.

Disebutkan, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah Kabupaten Gowa, saat ini curah hujan masuk kategori waspada hujan lebat dan angin kencang. Kondisi tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga 17 Februari mendatang.

“Karena itu juga, diimbau kepada pemerintah setempat (kecamatan, kelurahan, dan desa) untuk mengaktifkan posko siaga bencana di masing-masing kantor. Kami juga menyampaikan seluruh masyarakat untuk tetap waspada dengan situasi dan kondisi cuaca yang sangat ekstrem ini. Sebaiknya, proaktif memantau dan melihat prakiraan cuaca sebelum melaksanakan aktivitas. Tetap jaga kesehatan. Sebaiknya bila bepergian hindari berada pada jalur rawan longsor dan banjir, ” imbau Wahyudin. (sar)

Read Entire Article
Info Buruh | Perkotaan | | |