MAKASSAR, BKM — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau yang disingkat BKKBN kini berubah menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN). Institusi ini memiliki ruang lingkup tugas di bidang kependudukan dan pembangunan keluarga.
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan saat ini dijabat Shodiqin. Ia hadir menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar, Kamis (13/2). Dipaparkan berbagai program yang telah dicanangkan oleh kementerian ini terkait kependudukan dan pembangunan keluarga.
Di awal podcast, Shodiqin menjelaskan, pemerintahan baru saat ini memiliki sejumlah program prioritas. Karena itu, BKKBN kemudian bertransformasi sebagai bagian dari kementerian dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 180 dan 181 Tahun 2024. Perubahan nomenklatur ini, membuat BKKBN berada dibawah naungan Kemendukbangga, yang kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden.
“Dengan adanya aturan ini lembaga semakin kuat karena punya menteri, yaitu Bapak Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd,” ujarnya.
BKKBN sendiri sudah berdiri sejak lama. Adapun alasan hingga kemudian berada di bawah naungan Kemendukbangga, hal ini mengacu pada UU No. 52 tahun 2009 terkait perkembangan kependudukan.
Shodiqin menyampaikan bahwa tugas BKKBN meliputi beberapa hal, terkhusus pada pembangunan keluarga. Garis besarnya lembaga ini bertugas untuk melaksanakan pengendalian penduduk, menyelenggarakan keluarga berencana, merancang program kerja untuk mewujudkan pengendalian penduduk, menjalankan program Bangga Kencana guna mewujudkan keluarga yang berkualitas.
“BKKBN menekankan program pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga sebagai bagian penting dari strategi besar meningkatkan kualitas hidup penduduk Indonesia,” imbuhnya.
Dalam pandangan Shodiqin, peran BKKBN sangat penting dalam mewujudkan bonus demografi menuju Indonesia Emas pada tahun 2045. Karena itu dirinya berharap bisa mendapatkan dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat dalam merealisasikan setiap program yang dicanangkan.
Dengan adanya sosok menteri yang berfokus pada pembangunan keluarga dan kependudukan, membuat dirinya merasa bangga. Karena selain menjadi lembaga semakin kuat, tentunya akan membuat jangkauan lembaga akan semakin luas. “Tentu kami merasa bangga, karena tentu jangkauan lembaga kian luas,” ucapnya.
Dalam hal program yang dicanangkan, Shodiqin menyebutkan hal itu selaras dan mengacu pada visi dan misi Presiden Prabowo Subianto dengan berfokus pada Astacita. “Jadi dalam Astacita presiden kita akan berfokus pada poin empat dan enam yang berkaitan dengan kualitas SDM dan pembangunan dari bawah (desa),” tuturnya.
Dengan adanya Kemendukbangga/BKBBN ini, menurut Shodiqin, akan membuat setiap program semakin menyentuh masyarakat. Ia lalu merincikan jika Kemendukbangga/BKKBN memiliki setidaknya lima program percepatan atau quick wins untuk tahun 2025.
Pertama adalah Genting, akronim dari Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Kedua, Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), yaitu program yang menyediakan tempat penitipan anak atau daycare unggulan.
Ketiga, Gerakan Ayah Teladan (Gate). Program keempat, yakni aplikasi super berbasis akal imitasi (AI) yang melayani konsultasi keluarga. Sedangkan kelima, yakni Sidaya atau Lansia Berdaya, yang menyediakan layanan berbasis komunitas untuk para lansia yang tidak mendapatkan perawatan oleh keluarganya.
Shodiqin kemudian menjelaskan tentang kelima quick wins tersebut. Dalam program Tamasya, secara teknis akan bermitra dengan berbagai tempat penitipan anak (TPA) yang telah terverifikasi dan akan mengedukasi terkait pola asuh anak dan penanganan gizi.
Untuk program Gate dilatarbelakangi dengan masih adanya peran dari seorang ayah yang dinilai masih kurang. Karena itu, dengan adanya program ini akan membuat kepemimpinan seorang ayah akan muncul dalam keluarga. “Peranan ayah harus terwujud agar jiwa kepemimpinan itu muncul,” imbuhnya.
Kemudian dalam program Genting, BKKBN bekerja sama dengan berbagai mitra seperti BUMN, BUMD, swasta, perguruan tinggi, hingga media. Program ini disebut akan memberikan bantuan nutrisi dan non nutrisi kepada anak-anak yang membutuhkan.
Selanjutnya untuk program Sidaya, akan menyasar para lansia yang membutuhkan perhatian khusus dengan memberikan mereka berbagai layanan, seperti sekolah lansia dan usaha peningkatan keluarga. Sedangkan program aplikasi super berbasis akal imitasi (AI) diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan konsultasi terkait kebutuhan keluarga,rumah tangga,dan tumbuh kembang anak.
“Ini berbasis online, di mana ada tim yang akan memberikan layanan dan akan menjawab pertanyaan dari masyarakat,” bebernya.
Ditanya mengenai progress dari setiap program yang dicanangkan, Shodiqin menjelaskan bahwa dengan status baru sebagai bagian dari kementerian, maka setiap program memerlukan evaluasi dan monitoring. Untuk itu dirinya mengharapkan dukungan agar setiap program bisa berdampak signifikan yang akan dirasakan oleh masyarakat.
“Tentu perlu evaluasi dan fungsi monitoring, sehingga kita membutuhkan dukungan dari semua pihak agar dampaknya bisa dirasakan,” imbuhnya.
Di aahir wawancara, Shodiqin menegaskan bahwa lima quick wins yang dicanangkan harus disukseskan sesuai dengan rencana strategis nasional atau renstra. (yus)