Senin 24 Februari 2025 21:21 pm oleh rus bkm
MAKASSAR, BKM — Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melalui Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulawesi Selatan (Sulsel) bekerja sama Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan sosialisasi dalam bentuk kuliah umum. Kegiatan ini dihadiri langsung Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Dzulfikar A Tawalla, S.Pd.,M.Ikom di Arsjad Rasjid Lecture Teater, Senin (24/2).
Sosialisasi dihadiri 230 civitas akademika Unhas. Dibuka Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. drg. Muhammad Ruslin, M.Kes.,Ph.D., dan dipandu moderator Direktur Kemahasiswaan Abdullah Sanusi, Ph.D.
Dalam sambutannya, WR I menyampaikan bahwa Unhas saat ini menyiapkan kurikulum baru dengan lulus tujuh semester. ”Hal ini diharapkan untuk menambah daya saing mahasiswa lulusan Unhas agar dapat bersaing di dunia kerja, dengan adanya 20 SKS terkait kreativitas dan kewirausahaan. Karena itu, dengan adanya kuliah umum ini bisa menambah wawasan civitas akademik di Unhas,” ujarnya.
Wakil Menteri P2MI Dzulfikar menyampaikan, transformasi kelembagaan Kementerian P2MI dengan berbagai progran kerja dan kinerja serta capaian yang diraih. Perubahan dari badan ke kementerian ini menjadikan tugas dan fungsi kian lebih luas, serta semakin mendekatkan kepada masyarakat.
Menurut Wamen P2MI, banyaknya peluang kerja di luar negeri yang ada saat ini masih belum bisa dipenuhi maksimal oleh Indonesia. Skill dan keahlian, terutama bahasa menjadi modal utama untuk mewujudkannya, sehingga taraf hidup menjadi lebih baik
.
“Ekosistem pendidikan merupakan kebutuhan mutlak untuk menghadapi tantangan kemajuan zaman, di mana kecepatan bisa menjadi pisau bermata dua. Dengan adanya bonus demografi Indonesia saat ini perlu disikapi dengan bijak,” ujar Dzulfikar.
Diakui Dzulfikar, pekerja migran dari Indonesia sangat diminati di luar negeri. ”Hal ini dikarenakan budaya masyarakat Indonesia yang sopan dan santun dalam berinteraksi. Perbaiki bahasa maka kita akan merebut peluang yang ada diluar negeri,” lanjut Dzulfikar.
Dalam sesi tanya jawab ada lima orang penanya dengan fokus pertanyaan pada penanganan pelindungan dan strategi penempatan PMI. Untuk meningkatkan penempatan PMI, Wamen Dzulfikar menyampaikan perlunya creating value dan kepercayaan diri sebagai keahlian dasar dalam bekerja keluar negeri.
Sementara dalam penanganan pelindungan PMI, KP2MI mendorong para calon PMI untuk berangkat sesuai prosedur, sehingga mendapatkan pelindungan yang baik. Termasuk perlunya sikap lima siap, yakni siap fisik, siap mental, siap pisah, siap dokumen, dan siap visi yang harus dimiliki oleh PMI. (rls)